TEHNIK
PENGAMBILAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya
contoh, comotan atau mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu
penelitian, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi
karena akan memakan banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu
dilakukan pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang
benar-benar representasi atau yang mewakili seluruh populasi. Dalam suatu penelitian yang menjadi
dasar pertimbangan pengambilan sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi
( waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan
sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi
belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu
penelitian harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu, biaya
dan tenaga yang akan dikeluarkan dengan presisi ( tingkat ketepatan ) yang akan
diperoleh sebagai pertimbangan dalam menentukan metode pengambilan sampel yang
akan digunakan.
Adapun tipe-tipe dari pengambilan sampel secara probabilitas
atau “probability sampling” adalah:
a. Pengambilan sampel secara
acak sederhana.
b. pengambilan
sampel secara sistematis.
c. pengambilan
sample secara acak bertingkat.
d. pengambilan
sampel gugus sederhana.
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel
yang langsung dilakukan pada unit sampling. Pengambilan sampel secara sistematis adalah suatu metode
pengambilan sampel dimana hanya unsur pertama dari sampel yang dipilih secara
acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sitematis menurut suatu
pola tertentu. Pengambilan sampel secara sistematis dapat dilakukan jika
nama-nama atau identifikasi dari setiap unit dalam populasi terdapat dalam
kerangka sampling dan populasi tersebut harus mempunyai pola yang beraturan.
Pada penelitian kuantitatif Populasi
dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam
mengungkapkan fenomena atau realitas yang dijadikan fokus penelitian kita. Oleh
karena itu, sebelum pada bahasan teknik sampling pada data kuantitaf dan
bagaimana cara menentukan ukuran sampel, maka kita harus tahu terlebih dahulu
mengenai:
1.
Populasi
adalah seperangkat unit analisa lengkap yang sedang diteliti.
2.
Sampel
adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk dipelajari.
3.
Sampling
adalah cara-cara atau teknik penarikan sampel dari populasi.
Ø
Teknik
Sampling pada data kuantitatif
1.
Probability Sampling (Menggunakan Prinsip Random)
a. Cluster Random Sampling
Teknik ini digunakan apabila ukuran
populasinya tidak diketahui dengan pasti, sehingga tidak memungkinkan untuk
dibuatkan kerangka samplingnya, dan keberadaannya tersebar secara geografis
atau terhimpun dalam klaster-klaster yang berbeda-beda.
Keuntungan
menggunakan teknik ini ialah
jika kluster-kluster didasarkan pada perbedaan geografis maka biaya
penelitiannya menjadi lebih murah. Karakteristik kluster dan populasi dapat
diestimasi.
Kelemahannya ialah membutuhkan kemampuan untuk
membedakan masing-masing anggota populasi secara unik terhadap kluster, yang
akan menyebabkan kemungkinan adanya duplikasi atau penghilangan
individu-individu tertentu.
Tujuan
penelitian adalah agar dapat mengembangkan dengan menggunakanmetode yang
matematis dengan teori-teori atau adanya hipotesis yang berkaitan dengan suatu
kejadian atau fenomena yang terjadi.
b. Stratified Random Sampling
Teknik sampling ini digunakan apabila populasinya tidak
homogen (heterogen). Makin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan
sifat-sifat antara lapisan tersebut.Untuk dapat menggunakan teknik sampling random strata, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain (Singarimbun dan Effendi,
1989:162-163):
1. Harus
ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi ke dalam lapisan-lapisan.
2. Harus
ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang dipergunakan untuk
menstratifikasi. Jumlah satuan elementer dari setiap strata (ukuran setiap
subpopulasi) harus diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan agar peneliti
dapat membuat kerangka sampling untuk setiap subpopulasi atau strata yang akan
dijadikan sumber dalam menentukan sampel atau responden.
Sampel strata terdiri dari dua macam, yaitu
a.
Sampel strata proporsional
Teknik sampling random strata proporsional digunakan apabila
proporsi ukuran subpopulasi atau jumlah satuan elementer dalam setiap strata
relatif seimbang atau relatif sama besar. Dalam sampel strata proporsional,
dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata
dengan berpatokan pada pecahan sampling (sampling fraction) yang
sama yang digunakan. Pecahan sampling adalah angka yang
menunjukkan persentase ukuran sampel yang akan diambil dari ukuran populasi
tertentu.
Cara pengambilan sample dilakukan dengan menyeleksi setiap
unit sampling yang sesuai dengan ukuran unit sampling. Keuntungannya
ialah aspek representatifnya lebih meyakinkan sesuai dengan sifat-sifat ynag
membentuk dasar unit-unit yang mengklasifikasinya, sehingga mengurangi
keanekaragamannya. Karakteristik-karakeristik masing-masing strata dapat
diestimasikan sehingga dapat dibuat perbandingan. Kerugiannya ialah membutuhka informasi yang akurat pada proporsi
populasi untuk masing-masing strata. Jika hal tersebut diabaikan maka kesalahan
akan muncul.
b.
Sampel strata disproporsional
Pada Sampel Strata Disproporsional, ukuran sampel yang
diambil dari setiap subpopulasi (strata) sama besarnya, yang berbeda adalah
pecahan samplingnya. Strategi
pengambilan sample sama dengan proporsional. Perbedaanya ialah terletak pada
ukuran sample yang tidak proporsional terhadap ukuran unit sampling karena
untuk kepentingan pertimbangan analisa dan kesesuaian.
c. Simple Random Sampling
Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil
sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Dalam menggunakan Teknik Sampling Random Sederhana ini ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain (Singarimbun dan Effendy,
1989):
1. Harus tersedia
kerangka sampling atau memungkinkan untuk dibuatkan kerangka samplingnya (dalam
kerangka sampling tidak boleh ada unsur sampel yang dihitung dua kali atau
lebih).
2. Sifat populasinya
harus homogen, jika tidak, kemungkinan akan terjadi bias.
3. Ukuran populasinya tidak tak
terbatas, artinya harus pasti berapa ukuran populasinya.
4. Keadaan
populasinya tidak terlalu tersebar secara geografis.
Teknis pelaksanaannya ada dua cara,
yakni:
1. Dengan
mengundi unsur-unsur penelitian atau satuan-satuan elementer dalam populasi.
2. Dengan
menggunakan Tabel Angka Random.
d. Teknik
Sampling Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Apabila ukuran populasinya sangat besar, hingga tidak
memungkinkan dilakukan pemilihan sampel dengan cara pengundian, maka teknik
sampling random sederhana tidaklah tepat untuk digunakan.
2.
Non Probability Sampling(Tidak Menggunakan Prinsip Random)
Dalam menentukan sampel dengan menggunakan taknik sampling
nonrandom, tidak menggunakan prinsip kerandoman (prinsip teori peluang). Dasar
penentuannya adalah pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti atau dari
penelitian. Sebagai konsekuensinya, teknik sampling nonrandom ini tidak dapat
digunakan apabila penelitian kita dirancang sebagai sebuah penelitian
eksplanatif yang akan menguji hipotesis tertentu, misalnya penelitian
korelasional, karena rumus uji statistik inferensial tidak dapat diterapkan untuk
data yang berasal dari sampel nonrandom. Ada beberapa jenis sampel nonrandom
yang sering digunakan dalam penelitian sosial/penelitian komunikasi, di
antaranya adalah:
1. Sampel
Aksidental (accidental sampling). Sampel ini sering disebut sebagai
sampel kebetulan yang pengambilannya didasarkan pada pertimbangan kemudahan
bagi peneliti (bukan penelitian),
2. Sampel Kuota (quota
sampling). Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang sejenis
dengan teknik sampling strata. Perbedaannya adalah ketika mengambil sampel dari
setiap strata tidak menggunakan cara-cara random, tetapi menggunakan cara-cara
kemudahan (convenience). Caranya, tentukan ukuran sampel dari masing-masing
strata lalu teliti siapa sejumlah orang yang sesuai dengan ukuran sampel yang
ditentukan tadi, siapa saja asal berasal dari strata tersebut.
3. Sampel Purposif (purposeful
sampling). Teknik ini disebut juga judgemental sampling atau sampel
pertimbangan bertujuan. Dasar penetuan sampelnya adalah tujuan penelitian.
Sampel ini digunakan jika dalam upaya memperoleh data tentang fenomena atau
masalah yang diteliti memerlukan sumber data yang memilki kualifikasi spesifik
atau kriteria khusus berdasarkan penilaian tertentu, tingkat signifikansi
tertentu.
4. Sampel Bola Salju (Snowball)
Memilih unit-unit yang mempunyai karakterisitik langka dan
unit-unit tambahan yang ditunjukkan oleh responden sebelumnya. Keuntungannya
ialah hanya digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Kelemahannya ialah
keterwakilan dari karakteristik langka dapat tidak terlihat di sample yang
sudah dipilih.
Cara Menentukan Ukuran Sampel
Menurut I Gusti Bagoes Mantra dan Kasto dalam buku yang
ditulis oleh Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai
(1989), menyatakan bahwa sebelum kita menentukan berapa besar ukuran sampel
yang harus diambil dari populasi tertentu, ada beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan yaitu:
1. Derajat Keseragaman Populasi
(degree of homogenity
2. Tingkat Presisi (level of
precisions) yang digunakan.
3. Rancangan Analisis
4. Alasan-alasan
tertentu yang berkaitan dengan keterbatasan-keterbatasn yang ada pad
populasi adalah keseluruhan dari karakteristik
atau hasil unit pengukuran yang menjadi obyek penelitian. Nawawi menyebutkan
bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik yang diperoleh
dari hasil menghitung maupun mengukur. Nazir menambahkan bahwa populasi adalah
data, bukan orang tau bendanya. Berkaitan
dengan jumlah populasi, maka populasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. populasi
terbatas dimana batasnya secara kuantitatif dapat dihitung
2. Kedua: populasi tak terbatas dimana banyak
populasinya tidak bisa dinyatakan dengan jumlah.
Berdasarkan sifatnya
maka populasi dibagi menjadi dua bagian yaitu
1. populasi
homogen, sumber data memiliki sifat yang sama
2. populasi
heterogen, sumber datanya memiliki sifat yang berbeda.
Keuntungan menggunakan
sampel adalah
1. memudahkan peneliti
2. Penelitian lebih efisien (penghematan uang, waktu
dan tenaga)
3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data.
4. penelitian
lebih efektif, sehingga menghemat penggunaan specimen, mengurangi atau
melokalisir efek destruktifd dari perlakuan.
Teknik pengambilan
sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi.
1. probability sampling
1. probability sampling
probability
sampling adalah cara pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama
bagi anggota populasi untuk terambil sebagai sampel, yang tergolong teknik:
a. simple random sampling yaitu Teknik pengambilan sampel secara
acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan anggota populasi tersebut.
b. Proportionate
stratified random samplng Pengambilan
sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional,
teknik ini digunakan apabila anggota populasi tidak homogen berkaitan dengan
karakteristik yang diteliti.
2. non
propability sampling yaitu Teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap
anggota populasi untuk terambil sebagai sampel.
a. Sampling
sistematis Pengambilan
sampel yang didasarkan pada urutan anggota dalam populasi secara
seragam.
b.
Sampling kuota Teknik
pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah (jatah ) sesaui dengan pertimbanga
peneliti.
C,
sampling aksidental Teknik
pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja
yangsecara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dijadikan sampel.
d. Purposive
sampling Pengambilan sampel dengan menggunakan
pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti.
e. sampling
jenuh Yaitu pengambilan sampel dengan cara
menjadikan seluruh anggota populasi menjadi sampel.
TUGAS:
PENELITIAN PENGAJARAN
OLEH
ANDRIANI
A1D3 09121
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
Keren sob
BalasHapuswww.kiostiket.com
ini kan teknik pengambilan sampel kuantitatif, bukan kualitatif....
BalasHapusjoss broo
BalasHapus