Minggu, 03 Juni 2012


A.    Koherensi
Dalam karyanya “ proces and Thoght in Composition”,Frank J.D Angelo (1980) telah meneliti serta mendaftarkan aneka sasaran koherensi bagi paragraf. Macam macam koherensi yang berpenanda antara lain:
1.      Hubungan makna adisi. Ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti dan, juga, lagi, pula, lagipula.
Contoh:
Para remaja zaman sekarang sudah tidak menggunakan bahasa yang baik dan benar. Mereka lebih memilih untuk memakai bahasa asing dan bahasa daerah.

2.      Hubungan makna kontras.
Ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti : akan tetapi, tetapi, dan padahal.
Contoh :
Tokoh protagonis yang membawa misi kebaikan selalu dijegal dan dihalang-halangi oleh tokoh antagonis yang memerankan kejahatan. Dalam hal berdisiplin juga begitu. Hati nurani kita menginginkan berperilaku disiplin seperti yang diajarkan pancasila, tetapi nafsu kita terkadang muncul tidak terkendali.

3.      Hubungan makna kausalitas.
Ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti : oleh sebab itu, oleh karena itu, oleh karenanya, karena.
Contoh :
Tantangan dan godaan kehidupan itu hanya bisa dihadapi dengan kekuatan iman, hal ini karena dngan iman yang kuat, kesusahan dan penderitaan hidup tidak membuat seorang mukmin yan sejati menjadi putus asa, sementara kesenangan dan kenikmatan hidup tidak membuatnya lupa diri. Oleh karena itu, mengukuhkan keimanan  kita kepada Allah SWT.

4.      Hubungan makna kondisi.
Ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti : andai kata, asal seperti itu, seandainya..
Contoh
Laras terduduk dilantai. Disentunya baju-baju arham yang teronggok dikarpet dan siap dimasuka kedos. Ia merasa deja-vu. Perasaan sakit ini. Ia tidak mengerti mengapa bisa dialaminya kembali. Bahkan lebih sakit dari yang dulu. Ia tidak bisa memperlihatkan pada Liris perasaanya, karena adiknya itu tidak tahu perasaannya pada Radit. Walau seandainya Liris tahu, adiknya juga tidak akan peduli.

5.      Hubungan makna instrument.
Ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti dengan begitu, dengan itu, dengan.
Contoh:
Agar ibadah dilaksanakan dengan menghasilkan peningkatan kekukuhan iman, maka ibadah harus dilaksanakan dengan niat yang ikhlas, cara yang benar, dan rdho Allah yang menjadi tujuanya.

6.      Hubungan makna konklusi
Ditandai dengan pengguanaan kata‑kata seperti: seperti jadi, akhirnya.
Contoh:
Pancasila memang sudah menuntun kita untuk berperilaku disiplin dalam hidup kita sehari-hari.sila pertama, misalnya dalam menjalankan agama masing-masing, tidak seenaknya sendiri. Bagi yang beragama islam, misalnya, shalat harus dilaksanakan dengan disiplin. Puasa juga harus dilaksanaka dengan kadar disiplin yang tinggi. Demikian pula dalam mengamalkan sila-sila pancasila yang lain dalam masyarakat. Jadi, sebenarnya disiplin itu bukan hal yang resmi saja, bukan hal yang dikaitkan dengan kedinasan saja.

7.      Hubungan makna tempo
Ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti : setelah itu, ketika itu, sebelum, saat itu.
Contoh:
Semenjak kejadian itu rumahnya sudah tidak ada lagi yang menempati. Kerabat-kerabatnya tidak ada yang mau menempati rumahnya. Akhirnya surti membiarkan rumahnya kosong dan tidak ada yang merawatnya. Ketika malam tiba tidak ada yang berani lewat di depan rumahnya.

8.      Hubungan makna intensitas. 
Ditanadai oleh penggunaan kata‑kata seperti: bahkan, malahan (justru), lebih.
Contoh:
Apa yang teleh Allah ciptakan memang menunjukkan kepada kita betapa besar kekuasaan Allah SWT, salah satu contohnya adalah Allah ciptakan manusia dalam jumlah yang banyak, tetapi tidak ada satupun manusia yang sama meskipun manusia yang kembar sekalipun, bahkan telapak tanganya saja tidak sama sehingga ada guratan-guratan pada jaritangan manusia yang berbeda antara yang satu dan yang lainya.

9.      Hubungan makna komparasi. 
Ditandai oleh penggunaan kata-kata seperti: dari pada.
Contoh:
Prabhawati marah sekali dan burung bayan betina itu hendak dibunuhnya tetapi si betina dapat meloloskan dirinya. Baya jantan yang mengetahui maksud Prabhawati itu tidak mencela-cela perbuatannya. Ia mencari akal untuk menahan maksud istri Madanasena dari pada niatnya yang buruk.

10.  Hubungan makna similaritas.
Ditandai oleh penggunaan kata‑kata seperti:  serupa dengan, sepertinya, seperti.
Contoh:
Di antara segala unggas dialah yang terlebih berkala, adalah ahlaknya itu seperti menteri yang Budiman.

11.  Hubungan makna validitas. 
Ditandai oleh penggunaan kata‑kata seperti benar, sesungguhnya, sebenarnya.
Contoh:
Penggantinya Hang Tuah dikaraton adalah Hang Jebat, yang sebenarnya menaruh dendam atas keputusan raja yang dijatuhkan kepada Hang Tuah. Karena rasa setia kawan itu Hang Jebat mengamuk, banyak orang yang tewas oleh keris pemberian dari Hang Tuah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar