Jumat, 15 Juni 2012

PERSUASI

                                                                            Persuasi
  Konsep
Persuasi adalah wacana yang mampu mengajak, mempengaruhi dan membujuk atau tulisan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Paragraf persuasi adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang, baik pembaca maupun pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Salah satu bentuk paragraf persuasi yang dikenal secara umum adalah propaganda yang dilakukan berbagai badan, lembaga, atau perorangan.   
Simpulan: Persuasi adalah jenis karangan yang isinya hampir mirip dengan karangan argumentasi yaitu yang bertujuan mengajak pembaca atau membujuk pembaca agar yakin dengan gagasan tersebut. Namun bedanya persuasi selain membujuk pembaca karangan persuasi berusaha mempengaruhi pembaca untuk melakukannnya.


Yang tergolong kedalam persuasi
a.       Bentuk pidato, misalnya propaganda, kampanye lisan, dan penjual jamu ditempat-tempat terbuka.
b.      Bentuk tulisan berupa iklan dan selebaran.
c.       Bentuk elektronik, misalnya iklan di televisi, bioskop, dan internet
  Identifikasi karakter
o   Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/pembacanya.
o   Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
o   Harus menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara. pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca.
o   Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai.
o   Harus ada fakta dan data secukupnya.
  Jenis wacana persuasi
o   Persuasi politik
Sesuai dengan namanya, persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan pesuasi jenis ini untuk keperluan politik dan negaranya.
o   Persuasi pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan persuasi ini untuk mempengaruhi anak supaya mereka giat berlajar, senang membaca dan lain-lain. Seorang motivator atau inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan dengan menampilkan konsep-konsep baru pendidikan untuk bisa dilaksanakan oleh pelaksana pendidikan.
o   Persuasi advertensi
Persuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu. Lewat persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal, senang, ingin memiliki, berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang ditawarkan. Karena itu,advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik barang dan publik sebagai konsumen. Iklan itu beraneka ragam, ada yang sangat pendek, ada pula yang panjang.
Persuasi iklan yang baik adalah persuasi yang mampu dan berhasil merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi iklan itu tergolong sebagai persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk membeli barang yang diiklankan.
o   Persuasi propaganda
Objek yang disampaikan dalam persuasi propaganda adalah informasi. Tentunya tujuan persuasi tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi saja. Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca atau pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu.
Persuasi propaganda sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi dan ajaka. Tujuan akhir dari kampanye adalah agar pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut. Pembuatan informasi tentang seseorang yang mengidap penyakit jantung yang disertai dengan ajakan pengumpulan dana untuk pengobatannya, atau selebaran yang berisi informasi tentang situasi tertentu yang disertai ajakan berbuat sesuatu adalah contoh persuasi propaganda.
  Contoh
Contoh 1
Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.
 Contoh 2   
Banyak orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah sampah pada tempat sampah.
 Contoh 3   
Kebersihan adalah hal terpenting dalam kehidupan. Tanpa kebersihan, mungkin dunia kita akan dipenuhi dengan sampah. Dimana - mana terjangkit beragam jenis penyakit yang akan menghantui manusia. Beragam bencana pun akan timbul. Oleh karena itu, marilah kita ciptakan kebersihan dimanapun kita berada.   

CIRI-CIRI KARANGAN ARGUMENTASI

Ciri-ciri karangan argumentasi:   
o   Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin
o   Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
o   Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
o   Penutup berisi kesimpulan.
  Contoh
Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi. Pada akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal untuk bekerja. Sumber : Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia
Kesimpulan dari paragraf tersebut ialah memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran.

CIRI-CIRI PARAGRAF EKSPOSISI

Ciri-ciri paragraf eksposisi:   
o   Memaparkan definisi (pengertian).
o   Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.
  Contoh
Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300- 600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandar udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas seketika. Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut kedudukan mesin) lepas. Disusul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang ditabrak.
d.      Argumentasi
  Konsep
Karangan argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat berupa penjelasan, pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab akibat.   
Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan:
•    Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
•    Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi, eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
•    Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.
Simpulan : Argumentasi adalah karangan yang dibuat oleh seseorang atau merupakan pendapat, ide, gagasan dari penulis yang disertakan bukti. Dengan tujuan membujuk pembaca agar percaya dengan gagasan tersebut.

POLA PENGEMBANGANPARAGRAF DESKRIPSI

Pola pengembangan paragraf deskripsi:  
Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.  
Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.  
Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

  Contoh
Contoh deskripsi berisi fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:  
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga. Bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya:
Keindahan bukit Kintamani Suasa pelaksanaan promosi kompetensi siswa SMK tingkat nasional. Keadaan ruang praktik Keadaan daerah yang dilanda bencana
Misalnya : Kami duduk di bangku yang berada di bawah pohon beringin rimbun menghijau yang akar-akarnya sudah menjuntai ke tanah menandakan usianya sudah tua. Nyaman sekali kami duduk-duduk di sana ketika matahari terik bulan Mei menerpa. Semilir angin yang membawa keharuman humus membelai-belai rambut dan kulit kami sehinggaenyahlah kepenatan kami.
c.       Eksposisi
  Konsep
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Contoh-contoh tulisan eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan.
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wacana eksposisi merupakan wacana yang memaparkan suatu informasi yang bertujuan untuk memaparkan atau menjelaskan suetu berita.

WACANA DESKRIPTIF

                                                          Konsep Wacana Deskripsi

Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan/suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya. Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
Deskripsi = lukisan, dalam wacana ini pengarang mengekspresikan idenya dengan cara melukiskan sesuatu sehingga pembaca merasa melihat, mendengar, mencicipi, merasakan, atau mencium sesuatu yang pengarang sampaikan. Dalam wacana ini unsur pancaindria yang dilibatkan. Contoh wacana deskripsi banyak terdapat dalam karangan fiksi seperti cerpen, atau novel walaupun keberadaannya tidak dominan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa wacana deskripsi merupakan wacana yang menggambarkan sesuatu secara rinci dan mendetail sehingga pembaca dapat memahami yang dideskripsikan.
  Identifikasi karakter   
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:   
o   Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.   
o   Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
o   Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

CONTOH-CONTOH NARASI

Contoh narasi berisi fakta:   
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.   
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Contoh narasi fiksi:   
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?

  Contoh
Tersebutlah kisah dua anak manusia yang saling mencintai. Kehidupan mereka rukun, damai, dan saling mengasihi. Jayaprana nama sang suami dan sang istri bernama Layonsari yang kebetulan mempunyai wajah cantik. Mereka adalah pegawai istana di sebuah kerajaan di bagian utara Pulau Bali.   
Tidak seperti biasanya, pada suatu hari, Raja memerintahkan Jayaprana bersama beberapa orang patih kerajaan untuk pergi berburu menjangan guna upacara keagamaan. Begitu menerima perintah, Jayaprana pulang ke rurnah dengan hati bertanya-tanya, apa maksud Raja menyuruhnya berburu, sedangkan ia sama sekali tidak ahli dalam hal itu.

JENIS-JENIS KARANGAN NARASI

                                                              Jenis-jenis Karangan Narasi   

•         Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)   
Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
•         Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.   
Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.   
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri

KARAKTER KARANGAN NARASI

                                                                               Karakter
Menurut Keraf (2000:136), ciri karangan narasi yaitu:
o   Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
o   Dirangkai dalam urutan waktu.
o   Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?   
o   Ada konflik
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:   
o   Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.   
o   Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
o   Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
o   Memiliki nilai estetika.
o   Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku

JENIS WACANA BERDASARKAN PENGEMASAN MATERI DAN TOPIK

               JENIS WACANA BERDASARKAN PENGEMASAN MATERI DAN TOPIK

 1.      Jenis Wacana Berdasarkan Pengemasan Materi
 a.      Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.   
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.   
Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.    .    Narasi adalah karangan yang berisi rangkaian peristiwa atau kejadian yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita atau plot. Cerita yang diuraikan tersebut dapat berupa cerita faktual (nonfiksi) yang sesuai dengan kenyataan ataupun cerita fiksi (rekaan). Selain itu, narasi Iebih mementingkan rangkaian kejadian secara kronologis.
Narasi=cerita, dalam wacana ini pengarang mengekspresikan idenya dengan cara menceritakan sesuatu kejadiaan yang dialami tokoh. Dalam wacana ini unsur tokoh atau pelaku peristiwa, kejadian-kejadian atau peristiwa, tempat kejadian, waktu kejadian menjadi ciri yang terpenting.
Contoh wacana narasi banyak dijumpai dalam karya fiksi dan nonfiksi. Dalam karya fiksi seperti cerpen dan novel. dalam karya nonfiksi seperti sejarah, berita, biografi, dan autobiografi.
Dari berbagai pengertian di atas apat disimpulkan bahwa wacana narasi merupakan wacana yang berisi rangkaian peristiwa atau kegiatan yang berlangsung secara runtut dan menjadi sebuah alur cerita.


STRUKTUR GENERIK

Struktur Generik:
1.    Even (-even) utama
2.    Elaborasi (latar belakang, paryisipan, waktu, tempat) even (-even)
3.    Sumber-sumber informasi
Fitur Bahasa yang Dominan:
1.    Penggunaan kalimat pendek, tentang kabar yang disajikan pada judul berita.
2.    Penggunaan kata kerja aksi.
3.    Penggunaan ungkapan-ungkapan
4.    Penggunaan kata keterangan: waktu, tempat, dan tatacara.
Contoh: 
KLOTER I BERANGKAT JUM’AT
Sidoarjo. Calon Jemaah Haji (CJH) Sidoarjo dijadwalkan berangkat jumat (15/10). Total CJH Sidoarjo sebanyak 2.450. Jumlah terebut terbagi menjadi enam kloter. Yakni, kloter 10, 11,15, 16, 17, dan 18. Mereka akan berangkat pada Jum’at (15/10), Minggu (17/10), dan senin (18/10)
Kepala seksi penyelenggara Haji dan Umrah Depag Kabupaten Sidoarjo Misbakhul Munir menerangkan, jemaah haji akan diberangkatkan dari pendopo Surabaya. Setelah dikarentina semalam, keesokan harinya mereka terbang ke Arab Saudi.
Untuk mengurangi kepadatan, Misbakhul menuturkan bahwa pihaknya akan membatasi jumlah pengantar. “Hanya mobil berstiker yang boleh mengantar. Tapi pengantar dilarang masuk pendopo,” ujarnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada saat keberangkatan jemaah haji, lalu lintas di sekitar Alun-alun Sidoarjo akan padat. Karena itu, dia mengimbau para pengendara untuk melewati jalur alternatif (Jawa Pos, Sabtu, 9/10/10)

FITUR BAHASA

 Fitur Bahasa yang Dominan:
1.    Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”
2.    Fokus pada orang, hewan, atau hal-hal tertentu lainnya
3.    Dimungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais
4.    Kata kerja aksi
5.    Teratur dalam hal kronologisnya.
Contoh:
MALAS KE SEKOLAH
Suatu pagi, seorang ibu mengetuk pintu kamar anaknya keras-keras untuk membangunkan anaknya yang semata wayang tersebut. Ia gemas sekali karena jam dinding telah pukul 06.00 tetapi sang anak belum juga bangun.
“Bangun Budi, Waktunya kamu ke sekolah! Sudah jam 06.00 lho”
“Males mami, Aku gak mau pergi.” Terdengar jawaban dari dalam kamar.
“Berikan dua alasan kenapa kamu malas dan tidak mau ke sekolah.” Si ibu bertanya gusar.
“Anak-anak di sekolah benci padaku mami, demikian juga guru-guru di sekolah, mereka juga benci aku!”
“Alah, itu bukan alasan yang tepat Budi untuk memperbolehkan kamu bolos. Keluar sekarang dan cepat mandi.”
“Kalau begitu mami, mami juga berikan alasan kepadaku kenapa aku harus ke sekolah.”
“Ya jelaslah, yang pertama, umurmu 52 tahun, dan yang kedua kamu adalah kepala sekolah di sekolahmu. Cepetan Budi! Atau telingamu ibu jewer” si ibu berkata dengan tidak sabar.

CIRI-CIRI WACANA PERSUASI

                                           Ciri-ciri wacana persuasi

1.    Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. 
2.    Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3.    Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
4.    kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
5.    Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
6.    hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
7.    Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh:
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini masih belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah Philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas VI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional.

JENIS-JENIS WACANA NARASI

                                                     JENIS-JENIS WACANA NARASI

a.    Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)
Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

b.    Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.



Contoh:
a.    Narasi ekspositoris
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahma, sang pengantin.

b.    Narasi sugestif
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi semuanya gagal.

5. Wacana Persuasi
Wacana persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.

CIRI-CIRI PARAGRAF EKSPOSISI

                                    CIRI-CIRI PARAGRAF EKSPOSISI

1.    Memaparkan definisi (pengertian).
2.    Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.
Contoh:
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

3. Wacana Argumentasi
Wacana argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri karangan argumentasi:
1.    Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
2.    Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
3.    Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
4.    Penutup berisi kesimpulan.
Contoh:
Mempertahankan kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.

JENIS-JENIS WACANA

                                                        JENIS JENIS WACANA


1.    Wacana Deskripsi
Wacana Deskripsi  adalah teks yang berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Ciri-ciri Wacana Deskripsi:
1.    Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
2.    Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
3.    Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

Pola pengembangan paragraf deskripsi:
1.    Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
2.    Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
3.    Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Contoh Paragraf:

Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang baru saja dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kota kelahiranku. Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO. Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. buku ini adalah buku pertama yang kubeli saat aku kuliah dulu. Aku memandang lagi secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja kasir. Hembusan angin dari AC cukup membuat udara terasa sejuk di bulan Mei yang panas ini.


1. Wacana Eksposisi

Wacana eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.

BENTUK-BENTUK PUISI BARU



                                                                       PUISI BARU

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:
•    Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
•    Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
•    Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
•    Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
•    Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
•    Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
•    Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

MACAM-MACAM PUASA KEJAWEN

                                                MACAM-MACAM PUASA KEJAWEN

1. Mutih
Dalam puasa mutih ini seseorang tdk boleh
makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan
air putih saja. Nasi putihnya pun tdk boleh
ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam
dll.) jadi betul-betul hanya nasi putih dan air
puih saja. Sebelum melakukan puasa mutih
ini, biasanya seorang pelaku puasa harus
mandi keramas dulu sebelumnya dan
membaca mantra ini : niat ingsun mutih,
mutihaken awak kang reged, putih kaya
bocah mentas lahirdipun ijabahi gusti allah.
2. Ngeruh
Dalam melakoni puasa ini seseorang hanya
boleh memakan sayuran / buah-buahan saja.
Tidak diperbolehkan makan daging, ikan,
telur dsb.
3. Ngebleng
Puasa Ngebleng adalah menghentikan
segala aktifitas normal sehari-hari.
Seseorang yang melakoni puasa Ngebleng
tidak boleh makan, minum, keluar dari
rumah/kamar, atau melakukan aktifitas
seksual. Waktu tidur-pun harus dikurangi.
Biasanya seseorang yang melakukan puasa
Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya
selama sehari semalam (24 jam). Pada saat
menjelang malam hari tidak boleh ada satu
lampu atau cahaya-pun yang menerangi
kamar tersebut. Kamarnya harus gelap
gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dalam
melakoni puasa ini diperbolehkan keluar
kamar hanya untuk buang air saja.
4. Pati geni
Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa
Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh
keluar kamar dengan alasan apapun, tidak
boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini
dilakukan sehari semalam, ada juga yang
melakukannya 3 hari, 7 hari dst. Jika
seseorang yang melakukan puasa Patigeni
ingin buang air maka, harus dilakukan
didalam kamar (dengan memakai pispot
atau yang lainnya). Ini adalah mantra puasa
patigeni : niat ingsun patigeni, amateni
hawa panas ing badan ingsun, amateni
genine napsu angkara murka krana Allah
taala.
5. Ngelowong
Puasa ini lebih mudah dibanding puasa-
puasa diatas Seseorang yang melakoni
puasa Ngelowong dilarang makan dan
minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya
diperbolehkan tidur 3 jam saja (dalam 24
jam). Diperbolehkan keluar rumah.
6. Ngrowot
Puasa ini adalah puasa yang lengkap
dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat
sahur seseorang yang melakukan puasa
Ngrowot ini hanya boleh makan buah-
buahan itu saja! Diperbolehkan untuk
memakan buah lebih dari satu tetapi hanya
boleh satu jenis yang sama, misalnya
pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini
diperbolehkan untuk tidur.
7. Nganyep
Puasa ini adalah puasa yang hanya
memperbolehkan memakan yang tidak ada
rasanya. Hampir sama dengan Mutih ,
perbedaanya makanannya lebih beragam
asal dengan ketentuan tidak mempunyai
rasa.
8. Ngidang
Hanya diperbolehkan memakan dedaunan
saja, dan air putih saja. Selain daripada itu
tidak diperbolehkan.
9. Ngepel
Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini
mengharuskan seseorang untuk memakan
dalam sehari satu kepal nasi saja.
Terkadang diperbolehkan sampai dua atau
tiga kepal nasi sehari.
10. Ngasrep
Hanya diperbolehkan makan dan minum
yang tidak ada rasanya, minumnya hanya
diperbolehkan 3 kali saja sehari.
11. Senin-kamis
Puasa ini dilakukan hanya pada hari senin
dan kamis saja seperti namanya. Puasa ini
identik dengan agama islam. Karena
memang Rasulullah SAW menganjurkannya.
12. Wungon
Puasa ini adalah puasa pamungkas, tidak
boleh makan, minum dan tidur selama 24
jam.
13. Tapa Jejeg
Tidak duduk selama 12 jam
14. Lelono
Melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam
12 malam sampai jam 3 subuh (waktu ini
dipergunakan sebagai waktu instropeksi
diri).
15. Kungkum
Kungkum merupakan tapa yang sangat unik.
Banyak para pelaku spiritual merasakan
sensasi yang dahsyat dalam melakukan
tapa ini. Tatacara tapa Kungkum adalah
sebagai beikut :
a) Masuk kedalam air dengan tanpa pakaian
selembar-pun dengan posisi bersila (duduk)
didalam air dengan kedalaman air se tinggi
leher.
b) Biasanya dilakukan dipertemuan dua buah
sungai
c) Menghadap melawan arus air
d) Memilih tempat yang baik, arus tidak
terlalu deras dan tidak terlalu banyak lumpur
didasar sungai
e) Lingkungan harus sepi, usahakan tidak
ada seorang manusiapun disana
f) Dilaksanakan mulai jam 12 malam
(terkadang boleh dari jam 10 keatas) dan
dilakukan lebih dari tiga jam (walau ada
juga yang memperbolehkan pengikutnya
kungkum hanya 15 menit).
g) Tidak boleh tertidur selama Kungkum
h) Tidak boleh banyak bergerak
i) Sebelum masuk ke sungai disarankan
untuk melakukan ritual pembersihan (mandi
dulu)
j) Pada saat akan masuk air baca mantra ini :
Putih-putih mripatku Sayidina Kilir, Ireng-
ireng mripatku Sunan Kali Jaga, Telenging
mripatku Kanjeng Nabi Muhammad.
k) Pada saat masuk air, mata harus tertutup
dan tangan disilangkan di dada
l) Nafas teratur
m) Kungkum dilakukan selama 7 malam
biasanya
16. Ngalong
Tapa ini juga begitu unik. Tapa ini dilakuakn
dengan posisi tubuh kepala dibawah dan
kaki diatas (sungsang). Pada tahap tertentu
tapa ini dilakukan dengan kaki yang
menggantung di dahan pohon dan posisi
kepala di bawah (seperti kalong/kelelawar).
Pada saat menggantung dilarang banyak
bergerak. Secara fisik bagi yang melakoni
tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya
puasa ini dibarengi dengan puasa Ngrowot.
17. Ngeluwang
Tapa Ngeluwang adalah tapa paling
menakutkan bagi orang-orang awam dan
membutuhkan keberanian yang sangat
besar. Tapa Ngeluwang disebut-sebut
sebagai cara untuk mendapatkan daya
penglihatan gaib dan menghilangkan
sesuatu. Tapa Ngeluwang adalah tapa
dengan dikubur di suatu pekuburan atau
tempat yang sangat sepi. Setelah
seseorang selesai dari tapa ini, biasanya
keluar dari kubur maka akan melihat hal-hal
yang mengerikan (seperti arwah
gentayangan, jin dlsb). Sebelum masuk
kekubur, disarankan baca mantra ini :
Niat ingsun Ngelowong, anutupi badan
kang bolong siro mara siro mati, kang
ganggu maang jiwa insun, lebur kaya dene





Rabu, 06 Juni 2012

Tabel Ujian

RPP Mengintifikasi Unsur- Unsur Intrinsik dan EkstrinsikSuatu Cerita yang Disampaikan Secara Langsung 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 

SEKOLAH : SMA Kartika Kendari 
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia 
KELAS : X 
SEMESTER : 1
 ALOKASI WAKTU : 2 x 45 Menit

A. STANDAR KOMPETENSI
 Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung.

B. KOMPETENSI DASAR 
Mengidentifikasi unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) suatu cerita yang disampaikan secara langsung/rekaman. 

C.INDIKATOR 
1. Kognitif 
    a. Proses 
       - Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
    b. Produk 
      - Menentukan unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen 
      - Menjelaskan maksud unsur intrinsik cerpen 
2. Psikomotor 
    -Menyampaikan unsur-unsur intrinsik yang telah ditemukan di dalam cerpen 
    - Menanggapi penjelasan tentang unsur-unsur yang ditemukan oleh teman.
3.  Afektif 
   a. Karakter
      - Kerja sama 
      - Teliti 
      - Tanggap
   b. Keterampilan sosial
      - Menyampaikan hasil diskusi dengan baik dan benar 
      - Membantu teman yang mengalami kesulitan. 
D.TUJUAN PEMBELAJARAN 
1. Kognitif
   a. Proses 
      -Setelah membaca cerpen yang disajikan, siswa diharapkan mampu menemukan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen 
   b. Produk Setelah membaca dan membahas hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa diharapkan mampu menuliskan kembali unsur-unsur intrinsik yang telah ditemukan. 
2. Psikomotor
        Secara berkelompok siswa dapat menyampaikan unsur intrinsik cerpen yang disediakan dalam LKS 1: psikomotor.
3. Afektif 
    a.  Karakter
        -Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperhatikan kemajuan dalam perilaku seperti kerja sama, teliti dan tanggap.
    b. Keterampilan sosial 
       -Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam kerampilan menyampaikan hasil diskusi dengan bahasa yang baik dan benar, bekerja sama dalam kelompoknya, dan membantu teman yang mengalami kesulitan. 

E. MATERI PEMBELAJARAN 
    -Teks cerita pendek 

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN 
    1.Model pembelajaran : pembelajaran langsung (eksplisit) 
    2. Metode pembelajaran Diskusi Unjuk kerja Penugasan 

G. BAHAN
    -Cerita Pendek

H. ALAT
    - Lembar kerja 
    -Spidol

I.  SKENARIO PEMBELAJARAN
NoKegiatan
A1Kegiatan awal (10 menit)
1.  Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa yang tidak hadir.
 2. Guru memberi motivasi kepada siswa.
 3.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
 4. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya mengenai pengetahuan siswa tentang unsur intrinsik yang terdapat dalam karya sastra
B1Kegiatan inti (25 menit)
 1. Siswa membentuk kelompok antara 4-5 orang per kelompok.
 2.  Guru memberi penjelasan tentang kinerja yang akan dilakukan siswa pada saat menyimak cerita yang akan disampaikan.
 3. Siswa mendengarkan/menyimak cerita pendek yang sudah disediakan oleh guru, yang akan dibacakan oleh teman secara bergantian.
 4.  Secara berkelompok siswa berdiskusi mengenai unsur intrinsik di dalam cerpen kemudian mengidentifikasi dan menuliskan unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen.
 5.  Setiap kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk menyampaikan secara lisan hasil diskusi secara runtut dan jelas di depan kelas.
 6. Siswa bertanya jawab/menanggapi informasi yang didengar/disimak dengan bahasa dan alasan yang rasional dan logis. 
C1Kegiatan akhir (10 menit)
 1. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran hari ini.
 2. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.
 3. Guru memberi tugas kepada siswa kemudian pembelajaran ditutup dengan salam.

J. SUMBER PEMBELAJARAN
   -Buku: Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA kelas X Materi esensial Bahasa Indonesia Silabus.

K.EVALUASI DAN PENILAIAN
    - Tugas Individu: Menggunakan LKS
    - Jenis Tagihan Penilaian: LKS 1 dan LP 1 
    - Bentuk Instrumen Penilaian: Uraian Bebas Jawaban Singkat  

L.  LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
     BAHASA INDONESIA SMA KELAS X SEMESTER 1     
  -Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. 
 Oleh: 
      Media Pembelajaran: Cerpen Aku bagaikan manusia yang terhina. Rasanya kehadiranku tak pernah diharapkan siapapun, bahkan oleh kedua orang tuaku. Aku lahir dari sebuah keluarga yang hidupnya sangat memprihatinkan. Teramat sangat, karena kedua orang tuaku hidup dengan tidak layak ditambah lagi dengan pendidikan rendah dan sikap yang kolot. Hidup dengan kekurangan disana-sini menjadikan ibu dan bapak sebagai orang tua yang haus akan materi. Namun parahnya tiada upaya, hanya impian meninggi namun sangat tipis usaha untuk menggapainya. Jangan tanyakan di mana keluarga kami yang lain. Karena keadaannya sama saja. Entah mengapa aku lahir di tengah-tengah kelurga bobrok ini, bahkan aku menyebutnya keluarga terkutuk.
     Pada dasarnya orangtuaku mengharapkan anak mereka yang lahir adalah lelaki, karena mereka berharap kami akan membantu perekonomian keluarga. Namun, anak pertama terlahir sebagai perempuan, berlanjut terus tanpa henti hingga aku terlahir sebagai perempuan di urutan ke delapan. Hah…tidak usah heran, karena mereka pun tak pernah lelah mengharapkan impian bodoh mereka itu. Kedengarannya kasar sekali aku mengecam orang tua dan keluargaku sendiri. Namun, itulah kerasnya kehidupan, kadang kita akan terseret ke dalam arus disekelilingnya. Aku muak!! Aku tak ingin terus-terusan hidup luntang – lantung dalam kehidupan menyebalkan seperti ini. Apalagi setelah kelahiranku beberapa tahu lalu bapak pergi entah ke mana. Ia mungkin tak sanggup lagi memikul tanggung jawab untuk menafkahi sembilan orang perempuan yang hanya menyusahkan kehidupannya. Aku tahu di luar sana ia pasti berteriak lega. Hingga sudah bisa ditebak aku tak pernah tahu bagaimana rupa bapakku itu. 
     Malam ini ku pilih sebagai malam yang tepat untuk mengakhiri bebanku selama ini. Apakah aku akan bunuh diri? Owh, tidak!! Aku tidak sebodoh itu. Aku hanya ingin memulai kehidupan baruku. Yaa, sama seperti bapak yang lari meninggalkan kami. Toh aku juga tidak akan dicari oleh mereka. Malah sangat pasti mereka akan senang, karena tanggungan mereka berkurang satu lagi. Hari-hariku berjalan dan berlanjut apa adanya. Awalnya sulit karena aku harus hidup sendiri tanpa ada yang perduli dengan diriku. Terkadang aku berpikir untuk mencari bapak. Ibu pernah bercerita, bahwa bapak mempunyai tanda yang bisa aku kenali. Yaitu ia mempunya tanda lahir berbentuk bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan. 
    Tanda yang langka, sehingga mudah untuk dikenali. Namun, apakah mungkin aku memeriksa punggung setiap laki-laki? Hah, mustahil. Sudahlah aku pun melenyapkan keinginan gila itu. Lagipula jika aku bertemu dengannya, aku mau apa darinya? Aku sudah teramat benci terhadapnya. Lelaki tak bertanggung jawab.!! Mungkin itulah awal dari kebencian ku yang teramat sangat terhadap lelaki. Apalagi aku terbiasa hidup di lingkungan perempuan yang mandiri tanpa lelaki. Ibu pun seolah mengajarkan untuk benci terhadap lelaki. Akhirnya ini juga yang membawaku ke dalam lembah kesalahan. Semua orang tahu bahwa hidup di jalan bukanlah hal mudah. Sangat banyak godaan yang menyesatkan. Dan aku pun tak bisa menghindarinya. Dan yang membuat aku bertahan dengan semua itu karena aku menikmatinya. Aku tak punya keahlian apa-apa. Yakh, terpaksa untuk membiayai hidup aku pun bekerja menjual diri. Mungkin bagi orang, perjalanan ini sudah biasa. Sudah tak sedih lagi. Sudah bassiiii….!!! Tapi itu tanggapan orang yang hanya mendengarnya, tapi bagiku yang merasakannya, ini sangat sakit. Saakiiit…. dan pedih…! Namun hal itu tak membuatku sedikit bersimpati terhadap pria. Jangan pikir aku akan menyerahkan tubuh ini pada pria-pria di luar sana yang nakal. Hah,,,tidak!! Tidak akan pernah.!! Lalu,, pada siapa?? Yakh, tentu saja terhadap sesama jenisku: perempuan. Hufft….aku merapikan pakaianku dan bergegas meninggalkan hotel. Siang itu aku baru saja “melayani” pelanggan setiaku. Pelangganku memang terbilang sedikit, karena memang susah untuk mencari yang seperti kami. Mungkin banyak, tetapi banyak yang tidak mau mengakui bahwa mereka adalah kaum lesbi. Namun, biarlah dengan begitu sainganku tidak terlalu banyak, dan tentu saja bayaranku akan tinggi. Seiring bertambahnya usia, pelangganku semakin berkurang.
    Apalagi usia yang semakin menua membuat parasku tak secantik dulu. Tenagaku pun tak sehebat dulu lagi. Sehingga banyak pelangganku yang kabur. Aku pun mulai berpikir untuk mencoba “menjualnya” kepada lelaki. Aku yakin pelanggan lelaki lebih banyak dan lebih mudah didapat. Lagipula tubuhku pun masih belum terlalu jelek bagi para lelaki. Awalnya aku berat, sangat berat. Aku tak pernah membayangkan akan melakukannya dengan lelaki. Karena terus terang rasa benci yang tertanam sejak kecil, belum bisa aku lenyapkan. Tapi kehidupan yang menuntunku.  Malam ini, aku pun mendapatkan pelanggan pria pertama ku. 
     Aku sama sekali tak merasakan apapun terhadap pria ini. Seorang pria paruh baya, yang dalam pikiranku sungguh tidak tahu diri. Seharusnya ia insaf, karena melihat tampangnya ia tak akan berumur panjang lagi. Tapi,,, sudahlah. Yang terpenting aku mendapatkan uang. Kami pun memulainya. Aku sungguh baru pertama melakukan ini dengan pria, setelah puluhan tahun aku bergelut dalam dunia hitam ini dan melakukannya dengan wanita. Aku merasakan hal aneh. Entah, apa namanya. Aku merasakan kesedihan yang mendalam. Ketika ia mulai menjelajahi tubuhku, hingga melucuti satu-persatu pakaian yang melekat ditubuhku. Namun, ditengah “permainan hot” kami itu, aku tersentak kaget. Aku kemudian segera memakai pakaianku. Aku tak peduli ketika pria itu terus memanggilku. Aku menghempaskan tubuhnya yang masih berusaha untuk memaksa aku kembali melanjutkan hubungan tadi. “ Kita belum selesai nona!! Jadi kamu tidak akan bisa lari dariku”. Huh…aku tidak peduli. Aku menhempaskan tubuhnya. Kutatap lekat-lekat wajahnya. Wajah itu seperti tak asing bagiku. Bahkan aku segera merasakan perasaan benci yang memuncak terhadap semua lelaki. Aku berlari terus berlari. Tiba-tiba saja rasa penasaran tentang sosok selama ini yang aku cari-cari hilang sudah. Karena baru saja aku melihat sebuah tanda bulan sabit berwarna hitam legam di punggung sebelah kanan. SELESAI 
LKS 1: LEMBAR KERJA SISWA 
Bahasa Indonesia
 Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal………………. 
Kegiatan 1 
    Bacalah cerita pendek yang telah disediakan. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: 
 Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. 
 LKS 2: LEMBAR KERJA SISWA Bahasa Indonesia 
Nama……………………. Kelompok……………… Tanggal………………. 
Kegiatan 2 
    Carilah sebuah Cerpen. Lalu bacalah. Setelah membaca, kerjakan langkah-langkah berikut: 
Tentukanlah unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen tersebut! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………. 
LEMBAR PEGANGAN GURU (LPG)
 BAHASA INDONESIA
 SMA KELAS X 
SEMESTER 1 
 Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. Oleh:   Unsur Intrinsik Karya Sastra adalah unsur-unsur yang secara organik membangun sebuah karya sastra dari dalam
 Contoh
 unsur intrinsik
 (1) tokoh 
(2) alur
 (3) latar,
 (4) judul 
(5) sudut pandang
 (6) gaya dan nada 

 Secara umum unsur-unsur intrinsik karya sastra prosa adalah: 
1. Tokoh /karakter
 2. Alur / plot
 3. latar/ setting
 4. sudut pandang (point of view)
 5. tema
 6. amanat 

     Karakter adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam plot. 
      Plot adalah rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungan dengan hukum sebab-akibat.  Latar adalah latar peristiwa yang menyangkut tempat, ruang, dan waktu. 
    Tema adalah gagasan pokok yang terkandung dalam drama yang  berhubungan dengan arti (mearning atau dulce) drama itu; bersifat lugas, objektif, dan khusus. 
    Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca yang berhubungan dengan makna (significance atau utile) drama itu; bersifat kias, subjektif, dan umum. 

PEMBEDAAN TOKOH
 A. Dilihat dari segi peranan/ tingkat pentingnya/ keterlibatan dalam cerita 
1. tokoh utama (main/ central character) yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya 
2. tokoh tambahan (peripheral character) yaitu penceritaan relatif pendek (tidak mendominasi) 
 B. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh
 1. Protagonis memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian disebut tokoh protagonis.
 2. Antagonis - tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik - beroposisi dengan tokoh protagonis - Peran antagonis dibedakan menjadi dua, yaitu: 
1. tokoh antagonis 
2. kekuatan antagonis (tak disebabkan oleh seorang tokoh) 
 Contoh:
 bencana alam, kecelakaan, nilai-nilai sosial, lingkungan alam, nilai moral, kekuasaan dan 
kekuatan yang lebih tinggi, dan sebagainya. 
 C. Berdasarkan Perwatakannya 
1. Tokoh Sederhana/ Simple/ Flat Tokoh yang hanya mempunyai satu kualitas pribadi (datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu). Biasanya dapat dirumuskan dengan satu kalimat 
2. Tokoh Bulat/ Complex/ Round Diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupan, kepribadian, dan jati dirinya. Bertentangan, sulit diduga, dan mempunyai unsur surprise. Keduanya tidak bersifat bertentangan, hanya merupakan gradasi saja. 
 D. Berdasarkan berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh 
• Tokoh Statis adalah tokoh tak berkembang yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi. 
• Tokoh Berkembang 
• mengalami perkembangan perwatakan dalam penokohan yang bersifat statis biasanya dikenal tokoh hitam dan tokoh putih 
 E. Berdasarkan Kemungkinan Pencerminan Tokoh terhadap Manusia dari Kehidupan Nyata
 • Tokoh Tipikal pada hakekatnya dipandang sebagai reaksi, tanggapan, penerimaan, tafsiran pengarang terhadap tokoh manusia di dunia nyata. 
Contoh
 guru, pejuang, dan lain-lain.
 • Tokoh Netral tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner 

 LEMBAR PENILAIAN (LP) BAHASA INDONESIA
 SMA KELAS X 
SEMESTER 1
 Standar Kompetensi Mendengarkan: 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. 

 LP 1 : KOGNITIF PROSES
 Pedoman Penskoran LKS 1 No Komponen Deskriptor Skor 1 2 3 1 Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen Siswa mampu Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
 Keterangan: 
 (1) sangat tepat 
 (2) tepat 
 (3) tidak tepat 
     
          Cara Pemberian Nilai Rumus: Nilai=(Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100  


 LP 2 : KOGNITIF PRODUK
No
Komponen

Deskriptor
skor
1
Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen

Siswa mampu Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerpen
 1
2
3

Keterangan:
 (1) sangat tepat 
 (2) tepat 
 (3) tidak tepat
        Cara Pemberian Nilai Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100  

 LP 3 : PSIKOMOTOR
    Pedoman Penskoran LKS 2 No Komponen Deskriptor Skor Catatan 1 Mampu membacakan hasil identifikasi unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen, dengan kriteria: Suara Lafal Intonasi Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas Sangat jelas Kurang jelas Tidak jelas 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 Menanggapi hasil identifikasi yang disampaikan teman Siswa mampu menanggapi hasil identifikasi unsur intrinsic cerpen yang disampaikan teman 1 2 3

 Keterangan:
 (1) sangat tepat
 (2) tepat
 (3) tidak tepat 
  
 Cara Pemberian Nilai Rumus: (Skor Perolehan Siswa)/(Skor Maksimun) x 100


NoTanggung JawabDisiplinKetekunanKreatifKritis
1
1 2 3 4
1 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
21 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
31 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
51 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
61 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
71 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
81 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
91 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
101 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
111 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
121 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
131 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
141 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
151 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
161 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
171 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
181 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
191 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
201 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
211 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
221 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
231 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
241 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
251 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
261 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
271 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
281 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
291 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
301 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
311 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
321 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
331 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
341 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
351 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
361 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
371 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
381 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
391 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4
401 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 41 2 3 4

Keterangan
 4 = sangat baik
 2 = kurang baik 
 3 = baik 
 1 = tidak baik


NoInisiatifBerbahasa Santun dan KomunikatifPartisipasi
1
1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4
21 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
31 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
51 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
61 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
71 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
81 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
91 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
101 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
111 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
121 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
141 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
151 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
161 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
171 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
181 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
191 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
201 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
211 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
221 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
231 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
241 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
251 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan 
 4 = sangat baik 
 2 = kurang baik 
 3 = baik 
 1 = tidak baik

Selasa, 05 Juni 2012

no
kegiatan awal
kegiatanintikegiatanakhir

Tamikegiatan awalkegiatan inti

Tamikegiatan awalkegiatan inti

Tamikegiatan awalkegiatan inti

Minggu, 03 Juni 2012

ciri-ciri gurindam


ciri-ciri gurindam
1. Satu bait terdiri atas dua larik.
2. Satu larik terdiri atas empat kata.
3. Satu larik terdiri atas 8 - 12 suku kata
4. Satu larik terdiri atas satu irama.
5. Dua larik itu merupakan rangkaian sebab-akibat, anak kalimat-induk kalimat/kalimat subordinat - kalimat inti.
Larik I : sebab, (anak kalimat)
Larik II : akibat, (induk kalimat)
6. Dipergunakan untuk menyindir dan memberi nasihat.

Contoh :
·  KURANG PIKIR KURANG SIASAT
tentu diri kelak tersesat
·  KALAU BANYAK BERKATA-KATA
disanalah boleh terjadi dusta


Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)

Ciri-ciri gurindam :
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
.


Gurindam


B. Membacakan dan Menanggapi Teks Gurindam

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mengidentifikasi ciri-ciri gurindam, lancar membacakan-
nya, mendiskusikan kata-kata sulit, membicarakan pesan-pesan di dalamnya, mengait-
kan isinya dengan kehidupan sekarang, serta menyimpulkannya.

1. Mengidentifikasi Ciri-ciri Gurindam

Gurindam termasuk sastra lama. Gurindam ditulis dalam bentuk bait-bait.
Setiap bait berisi dua baris. Baris-baris itu mempunyai persamaan bunyi (sering
dirumuskan a-a). Dua baris dalam satu bait gurindam umumnya dipahami
sebagai satu kalimat yang sempurna. Kalimat itu terdiri atas dua anak klausa
(sering disebut induk dan anak kalimat).

Isi gurindam berupa nasihat. Kalimat dalam gurindam (baris pertama dan
kedua) umumnya menunjukkan hubungan persyaratan dan konsekuensi.
Berdasarkan bentuk/isi gurindam ciri-cirinya sebagai berikut.
a. Tiap-tiap suku (bait) terdiri atas dua baris.
b. Banyaknya suku kata pada tiap-tiap baris tidak tetap, (biasanya 10-12
suku kata).

c. Sajaknya a-a. Gurindam yang baik bersajak penuh, tetapi ada juga yang
bersajak paruh.
d. Baris kedua adalah akibat atau balasan yang tersebut dalam baris pertama.
e. Gurindam berisi nasihat.

Contoh:

a. Barang siapa tidak sembahyang
Ibarat rumah tidak bertiang.
Dengan bapa jangan durhaka
Supaya ayah tidak murka

b. Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi

Perhatikan cuplikan gurindam di atas, lalu jawablah pertanyaan di bawah ini
secara lisan!

Bagaimana persajakan pada akhir baris gurindam?
Apakah isi gurindam itu?
Kepada siapa nasihat itu cocok diberikan?
Coba terangkan hubungan baris pertama dan kedua gurindam itu!
Apakah isi nasihat masih cocok digunakan sekarang?

2. Lancar Membawakan Gurindam dengan Lafal dan Intonasi yang
Tepat



Bacalah dan pahami makna gurindam dua belas di bawah ini! Setelah Anda
berlatih berulang-ulang, bacalah di depan kelas dengan lafal dan intonasi yang
tepat!

Gurindam Duabelas

Pasal 1
Barangsiapa mengenal Allah
Suruh dan tengah-Nya tiada ia menyalah
Pasal 2
Barangsiapa meninggalkan sembahyang
Bagai rumah tidak bertiang
Pasal 3
Apabila terpelihara kuping
Kabar yang jahat tiada damping

85


Pasal 4
Barangsiapa meninggalkan zakat
Tidaklah hartanya boleh berkat
Pasal 5
Jika hendak mengenal orang yang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Pasal 6
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang setiawan
Pasal 7
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya lebih
Pasal 8
Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban sendiri hendaklah sangka
Pasal 9
Kebanyakan orang muda-muda
Di situlah tempat setan menggoda
Pasal 10
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Pasal 11
Hendaklah berjasa
Kapada yang berbangsa
Pasal 12
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja

3. Mendiskusikan Arti Kata Sulit

(Dikutip dari Gurindam Duabelas, karangan Pujangga Raja Ali Haji (1847;
via Nursisto; 2000:24)

Setelah membaca dalam hati dan juga membacakan di depan kelas,
identifikasikan kata-kata sulit dalam gurindam tersebut di atas! Diskusikan
dengan teman sebangku dan salinlah format berikut ke dalam buku tugas
masing-masing!

Format 5.2

No.

1.
2.

86

Gurindam

Kata-kata Sulit

Zakat
………………………

Makna

Beramal
………………………….

Pengucapan yang Sulit

………………………………
………………………………

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program IPA – IPS

4. Membicarakan Pesan-pesan dan Nilai-nilai Gurindam dan
Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Dalam setiap gurindam pasti mengandung nasihat tetentu. Oleh karena
itu, perlu diidentifikasi masing-masing baris agar diketahui nasihat atau pesan
di dalam gurindam tersebut. Salin format berikut di buku tugas masing-masing
dan isilah!

Format 5.3

No.

1.
2.

Gurindam

Baris

………….
………….

Pesan-pesan

………………
………………

Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

…………………………………………………………
…………………………………………………………

5. Menjelaskan Keterkaitan Gurindam dengan Kehidupan Sehari-hari

Setelah membaca dan mengidentifikasikan semua pesan-pesan gurindam
di atas, tulislah kesimpulan isi dan keterkaitan gurindam tersebut dengan
kehidupan sehari-hari menggunakan format sebagai berikut.

Format 5.4

No.

1.

Gurindam

Pasal

10
………

Pesan

Kesimpulan

Bila ingin selamat hormatlah kepada ibuHormat kepada ibu
………………………. …………………………………………………….

Pelatihan

Anda telah mengidentifikasi ciri-ciri gurindam, lancar membawakan
gurindam dengan lafal dan intonasi, mendiskusikan arti kata sulit,
membicarakan nilai-nilai gurindam dan relevan dengan kehidupan
sekarang, tugas Anda sekarang adalah jelaskan keterkaitan gurindam
dengan kehidupan sehari-hari!








Ciri Ciri Gurindam

Gurindam termasuk kedalam sastra lama. Gurindam ditulis dalam betuk bentuk bait bait. Setiap bait berisi dua baris. Baris baris itu mempunyai persamaan bunyi yang sering dirumuskan dengan a-a. dua baris dalam satu bait gurindam umumnya dipahami sebagai satu kalimat yang sempurna. Kalimat itu sendiri atas dua anak klausa, (sering disebut induk dan anak kalilmat).

Isi gurindam bisanya berupa nasihat. Kalimat dalam gurindam (baris pertama dan kedua) umumnya menunjukan hubungan persyaratan dan konsekuensi.
Berdarkan betuk atau isi gurindam ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Tiap tiap suku teerdiri atas dua baris.
b. Banyak setiap suku kata pada tiap-tiap baris tidak tetap, (biasanya 10-12 suku kata).
c. Sajaknya a-a.gurindam yang baik bersajak penuh, tetapi ada juga yang bersajak paruh.
d. Baris kedua adalah akibat atau balasan yang tersebut dalam baris pertama.
e. Gurindam berisi nasihat.

Contoh :
a. Barang siapa tidak sembahyang
Ibarat rumah tidak bertiang
Dengan bapak jangan durhaka
Supaya ayah tidak murka
b. Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari oleh kamu akan abadi
Yang ada baik sedikit budi
You might also like:
·         GURINDAM
·         Ciri dari Gurindam




Gurindam, Pantun, Syair, dan Talibun merupakan bagian dari puisi lama. Pengarang karya sastra lama termasuk puisi lama biasanya anonim atau tidak diketahui.

Berikut ini adalah contoh puisi lama:

# Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri atas 2 baris, semuanya merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat

contoh:

Cahari olehmu akan sahabat
yang dapat dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru
yang mampu memberi ilmu

Cahari olehmu akan kawan
yang berbudi serta setiawan

Cahari olehmu akan abdi
yang terampil serta berbudi


# Pantun
merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris, memiliki rima (persamaan bunyi) dengan baris pertama dan edua merupakan sampiran dan baris ketiga dan ke empat merupakan isi

Contoh:

Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
(Roro Mendut, 1968)


# Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri atas 4 baris per bait. Semua baris merupakan isi

Contoh:

Bulan purnama cahaya terang
Bintang seperti intan
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di tanah seberang

Pungguk bercinta pagi dan petang
Melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
Dari saujana pungguk menentang


# Talibun
Talibun merupakan puisi lama yang hampir mirip dengan pantun, bedanya hanya pada julah baris. Jumlah baris pada talibun lebih dari 4 baris.

Contoh:

Panakik pisau siraut
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)

Video Puisi Lama

Dalam video ini akan diperlihatkan pembacaan sebuah puisi yang di klaim sebagai puisi lama oleh pengunggahnya
(indahf/Carapedia)

Pencarian Terbaru (100)
Contoh puisi lama. Puisi lama. Contoh puisi. Contoh puisi lama dan puisi baru. Kumpulan puisi lama. Contoh talibun. Contoh contoh puisi.
Contoh contoh puisi lama. Pengertian puisi lama. Puisi lama dan puisi baru. Syair puisi lama. Contoh mantra. Syair lama. Puisi lama dan contohnya.
Contoh bidal. Puisi lama syair. Pengertian puisi lama dan contohnya. Jenis jenis puisi lama dan contohnya. Contoh puisi gurindam. Contoh puisi lama mantra. Contoh puisi lama syair.
Contoh mantra puisi lama. Contoh puisi mantra. Contoh puisi baru. Contoh puisi bidal. Jenis puisi. Bentuk puisi lama. Contoh puisi lama dan baru.
Jenis puisi lama dan contohnya. Definisi puisi lama. Macam puisi lama. Contoh seloka puisi lama. Macam macam puisi lama. Contoh sastra lama. Contoh puisi lama bidal.
Puisi lama bidal. Contoh gurindam. Sastra lama. Contoh karmina. Jenis jenis pantun dan contohnya. Kumpulan puisi beserta pengarangnya. Contoh seloka.
Contoh karmina puisi lama. Contoh puisi syair. Pengertian bidal. Contoh syair terkenal. Contoh puisi lama gurindam. Talibun. Puisi puisi lama.
Puisi baru dan puisi lama. Macam macam puisi lama dan contohnya. Kumpulan puisi. Macam puisi. Kumpulan puisi sastra. Contoh puisi talibun. Bidal puisi lama.
Puisi bidal. Puisi mantra. Contoh puisi lama karmina. Contoh talibun puisi lama. Contoh bidal puisi lama. Pantun talibun. Bentuk bentuk puisi lama.
Contoh gurindam lama. Contoh karya sastra lama. Puisi sastra lama. Kumpulan puisi lama dan puisi baru. Contoh puisi lama talibun. Contoh contoh puisi baru. Pengertian gurindam.
Jenis syair dan contohnya. Pengertian bidal dan contohnya. Contoh pantun talibun. Puisi lama gurindam. Contoh contoh gurindam. Pengertian talibun. Macam macam puisi lama dan puisi baru.
Jenis jenis puisi baru dan contohnya. Contoh bentuk puisi lama. Contoh kumpulan puisi lama. Contoh contoh talibun. Contoh karya sastra puisi. Contoh puisi karmina. Contoh gurindam puisi lama.
Contoh puisi baru dan puisi lama. Contoh syair sastra lama. Kumpulan contoh puisi lama. Contoh puisi sastra. Pengertian puisi lama dan puisi baru. Isi puisi lama. Puisi gurindam.
Puisi lama talibun. Seloka puisi lama. Bentuk dan contoh puisi lama. Contoh pantun bidal. Kumpulan talibun. Contoh sastra lama dan sastra baru. Puisi lama contoh.
Contoh puisi lama pantun. Contoh pantun karmina.